Selasa, 17 Desember 2013 0 komentar

Kaos Kakinya cowok SMA


Hey, udah lama sekali aku nggak ngepost hal baru. Kalau ngepost palingan ngepost lirik lagu favorite kalau nggak cerpen. Kali ini aku mau nyeritain suatu perubahan yang aku rasakan saat aku jadi anak SMA. Yop, bener sekarang aku udah jadi anak generasi putih abu-abu yang semoga aja masa depannya nggak kena bagian yang abu-abu yang putih aja.
Semenjak bertranformasi dari anak generasi biru ke generasi putih abu-abu. Awalnya aku kira tidak terlalu banyak perbedaan antara kedua masa itu. Ternyata banyak juga yang berubah, terutama para cowoknya.
Kamis, 19 September 2013 0 komentar

The Man Who Can't Be Moved - The Script (My Favorite song)

Going back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag, I'm not gonna move
Got some words on cardboard, got your picture in my hand
Saying if you see this girl can you tell her where I am

Some try to hand me money, they don't understand
I'm not broke I'm just a broken hearted man
I know it makes no sense, but what else can I do
How can I move on when I'm still in love with you

'Cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'd see me waiting for you on the corner of the street

So I'm not moving
I'm not moving

0 komentar

Snow On the Sahara - Anggun C Sasmi (My favorite song)

Only tell me that you still want me here
When you wander off out there
To those hills of dust and hard winds that blow
In that dry white ocean alone

Lost out in the desert
You are lost out in the desert

But to stand with you in a ring of fire
I'll forget the days gone by
I'll protect your body and guard your soul
From mirages in your sight

Lost out in the desert (desert, desert...)

Senin, 24 Juni 2013 0 komentar

J.O.M.B.L.O

Jomblo selalu identik dengan seseorang yang belum punya pacar. Ngenes, patah hati, melas pokoknya macem-macem yang nggak bagus deh. kenapa begitu? Apa benar kehidupan jomblo separah itu?

Sebagai orang yang sejak lahir masih jomblo (Sumpah! aku belum pernah pacaran sampai nulis artikel ini mungkin sampe beberapa bulan setelah artikel ini dipost aku belum punya pacar. Lain kali aja entar dibahasnya) Menurutku jomblo itu nggak sengenes itu kali.

Helloooo!!!!

Belum tentu juga kan yang punya pacar itu bakal bahagia sepanjang waktu. Dan jadi Jomblo itu nggak sama kayak kayak jadi maling ayam atau jadi koruptor. Jadi jomblo itu jadi nggak hina lah *Lah kok jadi kata jadi-nya jadi banyak gini* *Bego!

semua hal itu akan terasa positifnya kalau kita lihat dari sisi positifnya. Ingat kata Albert Einstein.

"Hanya ada 2 cara untuk menjalani hidup ini, cara pertama adalah menganggap seakan-akan tak ada keajaiban di Dunia ini, cara kedua adalah seolah-olah segala sesuatu adalah keajaiban"

Hidup memang keajaiban, Friend!!

Kapan lagi coba kita bisa tinggal di Bumi seindah ini. Ada Oksigen, cahaya matahari, dan alam-alam yang bisa kita manfaatkan dengan gratis! tis! tis!. Nggak pernah kan Tuhan narikin pajak dari setiap Oksigen yang kita hirup.

Kehidupan ini adalah keajaiban. Keajaiban yang sangat indah sekalipun kamu adalah seorang Jomblo.

Jadi Jomblo nggak buat kamu dikirim untuk hidup di Planet Mars.

Jadi Jomblo nggak buat kamu harus bernafas dengan karbon dioksida.

Jadi Jomblo juga nggak buat kamu harus jadi makhluk nokturnal dan nggak boleh menikmati cahaya matahari.

Ibaratkan aja Jomblo itu kayak seekor burung yang terbang di Langit dengan bebasnya bersama burung-burung lain. Dia memang belum punya pasangan tapi bukan berarti dia kesepian dan nggak bisa terbang lagi kan ?

So, Walaupun saat ini kita Jomblo dan akan lama jadi Jomblo. Nggak usah khawatir deh! Kayak kata Closingnya film India kesukaannya Mbakku. Tapi aku lupa judulnya.

Someone,
Somewhere,
Made For You,

Sebenarnya kita semua sudah terlahir dengan pasangan kita masing-masing kita hanya harus menemukannya saja. Yang akan menemani kita untuk merasakan keajaiban kehidupan lainnya.
Rabu, 01 Mei 2013 0 komentar

Putus asa dan Harapan


Pasti menyenangkan setiap hari bisa berkumpul dengan teman-teman. Tertawa bersama, saling bercerita, saling pamer gadget-gadget terbaru. Bisa pesan makanan tanpa khawatir punya uang yang cukup buat bayar atau tidak. Bisa tidur di Kamar yang besar ber-AC, atau bisa Sekolah tanpa setiap hari ada yang menghina kamu miskin.

Sayangnya walau aku sangat menginginkan kehidupan seperti itu, kehidupan seperti itu tidak akan jadi kehidupanku. Pagi hari aku selalu berlomba dengan matahari siapa yang lebih dulu sampai di Sekolah. Sepedaku atau sinarnya dan sinarnya selalu menang mendahuluiku. Aku langsung menuju Kantin menata makanan dagangan ibuku di Meja. Tak lama ibuku akan datang dengan dagangan sisanya yang tidak bisa aku bawa di Sepedaku. Lalu ibuku akan menggoreng gorengan, pastel dan ikan. Saat ini biasanya penjual-penjual di Kantin yang lain mulai datang menata jualannya juga. Aku membantu ibuku hingga jam setengah tujuh pagi waktuku untuk masuk Kelas.

Di Kelas tantangan tersendiri muncul, saat aku sudah melihat Tania dan gengnya yang terdiri dari 3 orang. Lisa, Rachel dan Della. mereka berdiri di depan pintu Kelas. 

“Eh Babu, gimana udah selesai nyiapin makanannya di Kantin? mau nggak kalau jadi Babu di Rumahku bayarannya gede loh” seru Tania diiringi tawa gengnya. Awalnya kuping dan hatiku selalu panas mendengar ejekannya. Tapi ibu selalu bilang itu tidak ada gunanya. Marah dan sedih karena dihina orang lain tidak pernah ada gunanya. Apalagi mendengar orang kaya macam Tania dan gengnya. Kadang aku memandang ke cermin dan bertanya-tanya . mengapa aku bukan anak seorang pengusaha real estate sukses seperti Tania? Atau anak seorang designer kaya dan terkenal seperti Lisa? Kalau aku jadi anak orang kaya aku yakin aku nggak akan sombong seperti mereka. mengapa justru Tuhan mendukung sikap sok dan sombong mereka itu? dan memberiku nasib seperti ini. Mengapa Tuhan begitu tidak adil?
Aku duduk di Bangkuku dengan segera, untung saja aku sebangku dengan Nia. kami sudah bersahabat sejak SMP dan entah kenapa kami selalu sekelas dan sebangku hingga kami SMA di Kelas X-2 ini. Nia anak orang kaya juga sekaya Tania tapi tidak ada satupun di Sekolah yang tahu itu. hanya aku dan Damar sahabat-sahabatnya. Nia memang berbeda dia tidak sombong. Dia menyamar jadi anak biasa saja. walau sebenarnya dia bisa datang dengan mobil ke Sekolah setiap hari tapi dia memilih naik angkot. Walau dia bisa beli Iphone sepuluh biji saat ini pun dia tetap tidak pernah mau mengganti hpnya yang sudah agak jadul selama 5 tahun.

 
;