Matahari begitu terik memapar jalanan aspal yang
retak-retak dan kering keronta. Angin berhembus lirih menyusuri Balkon salah
satu Restoran cepat saji. Dari banyak meja dan kursi berjajar. Dan beberapa
orang yang ngobrol bergossip ria dengan teman-teman mereka. Disanalah ada aku
dihadapan laptop hitamku coba menyusun kata Huruf demi huruf . Kurasakan
suasananya cukup mendukung untuk aku berimajinasi.
Tapi ternyata walau sudah didukung oleh suasana ternyata
inspirasi belum datang juga. Floatku sudah habis setengahnya. Kentang goreng
large ku pun sudah tinggal bungkus dan saos sambalnya. Aku menghela nafas lelah
, memejamkan mata merasakan angin membelai rambut hitam panjangku. Tapi tak
lama aku segera menghadap laptopku lagi dan coba menyelesaikan Novelku.
“Radit selingkuh lagi??” suara itu cukup keras aku
rasa seluruh orang di Balkon itu hingga yang didalam ruangan mendengarnya.
Beruntung gadis itu karena tidak ada orang didalam ruangan. Hanya ada sekitar
10 orang yang mendengar hal menarik itu. dan aku adalah yang paling dekat
dengan tempat duduk gadis itu.
Dengan ke dua temannya dia mulai melanjutkan
perbincangan mereka. aku pura-pura tidak peduli dengan mendengarkan music lewat
earphone. Tapi mereka tidak tau kalau earphoneku bervolume kecil. Jadi aku
masih bisa mendengar perbincangan mereka dari sela-sela lagu acoustic yang aku
dengar.
“Jangan keras-keras, Lin” ucap seorang gadis yang
berambut lurus sebahu dan tipis.
“Tapi si Radit udah keterlaluan, Mel” balas gadis
yang berteriak tadi yang sekarang akan kusebut dengan Lin.
“Tapi kalau kamu teriak-teriak gitu malah buka
aibnya, Mel” ucap yang berambut panjang ikal.
“Rena benar” ucap gadis berambut lurus sebahu dan
tipis yang sekarang akan kusebut Mel.
“Terus gimana kamu udah putus dengan si Radit itu?”
Tanya Lin lagi sekarang dengan suara
pelan.
“Aku,, tidak bisa” jawab Mel.
“Kenapa?” mata yang berambut panjang ikal yang
sekarang kusebut dengan Rena.
“Karena,,,”
“Jangan bilang kamu sangat mencintainya dan tidak
bisa hidup tanpanya. Jangan bodoh Mel” potong Lin matanya melotot
“Aku,, memang mencintainya tapi kalau dia memang
tidak bisa bersamaku tentu aku akan melepaskannya. Tapi masalahnya sekarang
bukanlah karena rasa cintaku yang terlalu besar. Hanya saja….” Mel tidak
melanjukna perkataannya. Dia menunduk lewat bayangan pembatas Balkon yang
terbuat dari kaca. Aku bisa melihat dia menunduk dan sesuatu berkilau karena
sinar matahari meluncur dari pipinya. Mel menangis. Dia meletakan tangannya
diatas perutnya dan seketika teman-temannya tertegun dan memeluk Mel.
“Maafkan aku” ucap Mel sambil terisak. Mereka sempat
jadi pusat perhatian tapi sepertinya orang lain tidak terlalu tertarik dengan
keharuan mereka dan segera berpaling.
Sekarang aku mengerti apa masalahnya. Seperti lagu
dangdut yang hamil-hamil itu. mel dihamili oleh pacarnya yaitu Radit dan
bersedia disakiti agar Radit tidak meninggalkannya.
Dasar cinta bikin buta,
Aku teliti lagi layar laptopku tadi sambil
mendengarkan aku juga mencopy pembicaraan mereka di Laptopku. Lumayan mungkin
saja berguna untuk Novelku. Memang cinta itu memang seperti narkoba apa saja
rela dikorbankan seseorang untuknya. Aku bingung kenapa ya orang tunduk pada
cinta kalau hanya ingin jadi budaknya ???
Aku hanya menggeleng dan beberapa menit kemudia
ketiga gadis itu pergi. 15 menit kemudian Restoran itu semakin sepi hanya ada
lima orang termasuk aku ada di Balkon. Aneh kenapa ya hari ini begitu sepi??
Padahal walau panas tapi permandangan dari Balkon Restoran ini kan cukup indah.
Gedung-gedung tinggi menjulang disebrang rerumputan hijau tinggi dan
semak-semak. Menurutku pemandangan ini sedikit ironis tapi selalu menjadi
tempat yang tepat untukku menulis.
Beberapa menit kemudian sepasang remaja datang
menggantikan tempat duduk ketiga gadis itu.
“Bagaimana ibumu?” Tanya si lelaki begitu mereka
sudah duduk dengan nyaman.
“Parah, dia takkan merestui kita” jawab si gadis.
“Tenang” si pemuda menggapai tangan si gadis. “Kita
akan melaluinya” ucapnya penuh keyakinan.
“Tapi,, aku khawatir. Keluargaku akan menyakitimu”
timpal si gadis.
“Biar berdarah pun aku tidak akan meninggalkanmu.
Apapun yang terjadi yang kuinginkan adalah kamu”
Si gadis tersenyum mendengar ucapan si pemuda, “Ya,,
ayo kita berusaha”
“Kamu mau pesan apa biar aku pesankan?” Tanya si
pemuda.
“Terserah kamu saja” jawabnya lalu si pemuda bangkit
untuk memesan makanan didalam ruangan.
“Halo sayang” ucap si gadis dengan orang yang ada
diujung sambungan hpnya.
“Iya,, aku lagi sama teman”
“Hah,, iya sayang sepertinya orang tuaku tidak akan
mau menyetujui kita. Aku enggak tau harus bagaimana”
“Jangan!! Jangan kamu belikan mereka barang-barang
mahal seperti itu. masa kamu mau berikan ayahku ferarri sekalipun ayahmu
milyuner aku tidak mau”
“Hmm,,, ya sudahlah kalau kamu memaksa”
Dasar licik!!! Pekik hatiku. Dasar manusia sudah
punya yang sebaik itu masih saja mendamba yang lainnya dasarnya memang serakah.
Tapi eh,, aku kan juga manusia tapi kok aku enggak seserakah dia ya???. Hmm,,,
manusia memang berbeda-beda jenisnya. Dan lagi-lagi aku menyalinnya di
laptopku.
Aku beranjak dari tempat dudukku laptopku sengaja
kutinggalkan karena aku hanya pergi ke Toilet. Saat aku akan masuk aku melihat
si pemuda dengan hp dilekatkan di telinganya.
“Iya,, sayang pasti kita jalan nanti malam” ucapnya
mesra.
“Iya-iya, ya sudah I love you”
Aku langsung masuk ke Toilet sebelum akhirnya pemuda
ittu berpaling. Sial!! Ternyata dua-duanya sama serakahnya. Hah,,, aku bingung
bagaimana cara mereka mendeskripsikan cinta?? Mengapa
mereka begitu mudah untuk
menyakiti seperti itu???
Aku kembali ke tempat dudukku ternyata pasangan
tidak saling mencintai itupun sudah pergi. Hah,, syukurlah setidaknya aku tidak
akan dibuat kesal lagi dengan tingkah laku mereka yang ternyata munafik itu.
Sial!! Baterai laptopku sudah hampir habis aku
pindah posisiku ke kursi dekat tembok yang ada dihadapan mejaku. Aku
mencolokkan charge laptopku ke stop kontak yang menempel di tembok. Ternyata
seorang pemuda yang dari tadi duduk di pojok Balkon dekat pintu menggantii
posisinya di kursiku tadi.
“Akhirnya,, “ gumamnya.
“Sayang,,” lanjutnya sambil mengelus-elus foto
ditangannya. “Ingat enggak lima tahun yang lalu kita sering menghabiskan waktu
disini,, kamu selalu bilang kamu suka dengan pemandangan di Balkon ini. katamu
ironis tapi indah. kenapa sayang kamu begitu cepat perginya? Kenapa tidak bisa
lebih lama kamu menemaniku disini?? Kenapa tuhan begitu cepat memanggilmu”
Bulu kudukku merinding, ini adalah suatu kehilangan.
“Sayang, aku cinta padamu kamu tau betapa sulitnya aku untuk melepasmu. Kamu
tau aku tidak bisa mencintai yang lain selain kamu. sebenarnya ingin sekali aku
menyusulmu ke alam itu tapi aku yakin itu bukanlah yang kamu inginkan” suaranya
parau dan dia menangis diantara kedua
ujung pipinya yang terangkat keatas.
Lama pemuda itu duduk disana dengan secangkir kopi
dihadapannya yang sudah mendingin. Dan memandang lurus kearah pemandangan. Aku
coba mendeskripsikan ceritanya dalam cerpen singkat di laptopku.
Ternyata diantara kepalsuan cinta masih ada cinta
setulus dan sejati seperti itu. mungkin memang cinta itu mematikan tapi cinta
jugalah yang mewarnai kehidupan. Cinta adalah hal yang saat kamu sedih ataupun
terluka kamu akan menemukan cara untuk tersenyum.
Pemuda itu memang telah kehilangan orang yang
dicintainya. Orang yang dicintainya memang sudah mati tapi cintanya tidak.
Cinta jugalah yang membuatnya berada tetap berada disini. Dan aku harap cinta
jugalah yang akan memberitahunya cara untuk melepaskan dan ikhlas.
Pemuda itu belum beranjak begitu pula aku Balkon itu
semakin sepi sore pun mulai turun. Aku iseng membuka aku facebook dan twitter
ku secara bersamaan. Mumpung juga ada wi-fi nya, aku cek berandaku. Sebenarnya
banyak dari teman facebookku yang bukan benar-benar temanku. Yaa,, salah
sendiri aku meng-konfirmasi permintaan pertemanan mereka. aku bingung kenapa
mereka meng-add aku padahal tidak saling kenal? Mungkin karena namaku yang
menarik “Callia Resty” dan foto profileku
yang cantik. Heheheh
Anak-anak remaja sedang mempublikasi kan kisah cinta
mereka lewat status dan tweet mereka. ada yang baru jadian, ada yang putus, ada
yang niat minta balikan, ada juga yang di PHP (pemberi harapan palsu) juga ada
yang niat mau putus. Tapi dari semua status dan tweet itu ada satu tweet yang
membuatku tertarik.
Sachie
Welda @sachiew (
ini bukan twitter yang sebenarnya ngga usah di follow)
Maaf,, tapi aku harus pergi walaupun jarak itu
memisahkan kita tapi cinta yang akan menyatukannya. Aku cinta kamu @Dwikichan #LDR
Begitu tulisannya, LDR (long destion
relationship) atau hubungan jarak jauh
emang bikin ribet. Tapi beruntunglah @Sachiew ini karena dia LDR-annya di zaman
modern seperti ini coba aja kalau dia LDR-annya di zaman jebol dulu-dulu
banget. Sebelum ada twitter , facebook dan hp seperti saat ini pasti tambah
ribet aja.
Hmm,, tapi apakah cinta @Sachiew dan @Dwikichan ini
akan berjalan lancar. Apa cinta mereka mampu mempersatukan jarak itu?? hahh,,
semogalah dipikir-pikir aku ini KEPO juga ya ngurus hal yang nggak penting
kayak ginian.
Lalu aku mendapati banyak sekali tweet dan status
lucu tentang kehidupan cinta dari teman virtualku. Ada yang sampai ngomong
nggak sopan untuk melampiaskan rasa marah karena diputusin. Ada yang buat tanda
hati lima baris saking senangnya. Cinta itu memang aneh, tapi walaupun aneh
tetap saja dikejar.
Lalu akupun jadi tersadar, ternyata walaupun hanya
satu kata “cinta” tapi dia banyak jenisnya. Cinta memang penuh warna, penuh
rasa dan penuh kisah.
Ada cinta yang menyakitkan, membahagiakan, memuakan dan
membuat kita terus menangis. Tapi aku selalu yakin satu hal tentang cinta.
Walaupun cinta akan membawa rasa sakit pada diri kita tapi ia jugalah yang akan
membawa penawarnya.
Akupun memekik pelan lalu aku ketik dengan huruf
Bold di baris atas microsof wordku dan kuketikan kata “cinta”. Dan
dibaris-baris selanjutnya aku keluarkan rentetan kataku yang akan membuat kisah
untuk novel teranyarku.
Cinta,, tidak akan pernah ada cukup kata yang akan
bisa membuatmu paham akan rasanya. Kamu harus merasakannya sendiri dan
mendeskripsikannya untuk dirimu sendiri. Buat arti cintamu!!!
0 komentar:
Posting Komentar